loading…
Indonesia mendadak demam Como 1907. Itulah yang terjadi saat tim yang dimiliki keluarga Hartono berhasil promosi ke Liga Italia 2024/2025 / Foto: Football Italia
Como mengakhiri penantian panjang selama 21 tahun absen di divisi teratas Italia (Serie A) setelah bermain imbang 1-1 melawan Cosenza di Stadio Giuseppe Sinigaglia, Sabtu (11/5/2024) dini hari WIB. Mereka promosi dengan status runner up.
Publik di Tanah Air mulai menyoroti keberhasilan Como promosi ke Liga Italia musim depan. Ya, nama Indonesia benar-benar mendunia lewat sepak bola berkat sentuhan Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Keluarga Hartono membeli Como pada 2019. Setelah lima tahun, klub yang banyak menggaet legenda sepak bola seperti Dennis Wise (dewan penasihat), Thierry Henry (pemegang saham minoritas), dan Cesc Fabregas (pemegang saham minoritas), berhasil mengangkat popularitas klub yang bermarkas di Stadio Comunale G. Sinigaglia tersebut.
Henry, yang menyaksikan pertandingan Como versus Cosenza larut dalam kebahagiaan. Dia berkata sulit untuk menggambarkan perasaannya saat ini ketika mengetahui klub berjuluk I Lariani berhasil promosi ke Liga Italia musim depan.
Tapi Henry menggarisbawahi jika keberhasilan ini mutlak dari kerja keras para pemain. Karena, tambahnya, selama ini ia memberikan dukungan dari jauh.
“Ini perasaan yang luar biasa, tapi saya tidak memberikan semua manfaat yang saya berikan kepada para pemain, jadi Anda harus pergi dan mengajukan pertanyaan kepada mereka. Saya telah mendukung tim dari jauh dan Anda perlu berbicara dengan mereka karena apa yang mereka lakukan luar biasa,” kata Henry kepada Sky Sport Italia.
“Seperti semua orang di stadion, saya menghabiskan waktu saya untuk mencoba melihat hasil Venezia daripada menonton pertandingan. Tapi seperti yang saya katakan, saya sudah berada di sini sebentar, pergi dan bicaralah dengan mereka (pemain) terlebih dahulu. Saya di sini untuk mendukung klub karena ini sangat penting, tetapi ada banyak orang yang telah bekerja sangat keras untuk mencapai posisi klub saat ini dan tujuannya. Ini tentang para pemain dan orang-orang yang sudah lama berada di sini.”
Sementara itu, kapten Como, Alessandro Bellemo, mengaku sulit menggambarkan emosi yang terjadi di lapangan. Namun dalam beberapa hari terakhir, kata dia, dirinya selalu memikirkan momen ini setiap malam.
Akhirnya, semua yang dipikirkan itu menjadi kenyataan. “Ini adalah emosi yang bahkan tidak dapat saya gambarkan. Saya tertidur setiap malam sambil memikirkan momen ini, dan akhirnya, hal itu terjadi. Setiap orang berhak mendapatkan ini. Ambisi selalu ada dan kali ini, kami menepati janji,” tegas kapten Como berusia 28 tahun tersebut.
(yov)