Volume Transaksi Kripto Rusia Melejit ke 4,5 T Rubel di Q1 2024



Aktvitas perdagangan kripto di Rusia memperlihatkan lonjakan signifikan. Laporan media lokal, RBC, menyebutkan bahwa volume transaksi aset kripto yang dilakukan oleh warga lokal mencapai 4,5 triliun rubel. Angka ini menanjak 15,6% dibandingkan kuartal 2 dan 3 tahun lalu.

Jumlah tersebut merupakan gabungan dari volume arus masuk dan arus keluar berdasarkan Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tether (USDT), dan USD Coin (USDC) yang berpotensi dihasilkan oleh warga Rusia.

Melihat hal itu, Bank Sentral mengingatkan bahwa risiko terkait kripto yang datang dari negara yang tidak bersahabat masih tinggi. Setiap investor berpotensi kehilangan akses terhadap dananya jika penerbit stablecoin melakukan blokir.

Peningkatan aktivitas itu terjadi di tengah sikap pemerintah setempat yang berniat memberlakukan pembatasan kripto secara lebih ketat. Dalam laporan disebutkan, jumlah investor Rusia yang mengakses platform perdagangan aset kripto terbesar pada tiga bulan pertama tahun ini mengalami lonjakan.

“Analisis yang disandarkan pada laporan Bank Sentral Rusia menyebutkan, selama 2 kuartal hingga Maret lalu, total lalu lintas web yang mengarah ke platform kripto meningkat 16,4% dibandingkan kuartal 2 dan 3 tahun lalu. Jumlah itu mencapai 104,6 juta kunjungan,” beber laporan.

Para investor banyak mengakses crypto exchange dan situs peer-to-peer (P2P). Meskipun tidak menyebutkan secara detail platform mana saja yang menjadi rujukan, tetapi berdasarkan laporan sebelumnya, entitas yang masuk dalam daftar termasuk Binance, HTX, Bybit, OKX, Gate, MEXC, KuCoin, dan lainnya.

Bank Sentral Larang Perdagangan Aset Kripto

Seiring dengan pengetatan yang bakal dijalankan, Bank Sentral Rusia telah merilis rekomendasi bagi entitas keuangan untuk tidak menawarkan instrumen keuangan yang berhubungan dengan aset kripto. Ini termasuk arahan untuk tidak melakukan pemasaran atas aset kripto yang dimaksud.

Tidak hanya itu, organisasi yang ada di bawahnya juga diminta untuk melakukan identifikasi transaksi pembelian maupun penjualan kripto yang menggunakan nama palsu.

Perlu diketahui, per 1 September mendatang, pemerintah Rusia kabarnya akan mulai menerapkan pembatasan terhadap peredaran aset kripto. Ketua Komite Duma Negara untuk Pasar Keuangan, Anatoly Aksakov, mengatakan pihaknya bakal memperkenalkan undang-undang untuk membatasi operasi kripto non-Rusia dan memperkuat dominasi rubel.

“Pembatasan diperlukan karena kondisi saat ini menunjukkan bahwa aset kripto yang merupakan mata uang semu menggantikan rubel di negara ini. Hanya rubel Rusia yang memenuhi misi unit moneter,” tegas Aksakov.

Menariknya, pembatasan ini tidak akan menyentuh crypto miner dan juga proyek uji coba yang disponsori Bank Sentral dalam kerangka hukum eksperimental.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *