Tesla dan BMW bergabung dengan produsen EV di China gugat tarif UE


Brussels (ANTARA) – Tesla dan BMW bergabung dengan produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di China untuk menggugat tarif Uni Eropa (UE) terhadap EV buatan China.

Keduanya mengajukan gugatan hukum ke Pengadilan Uni Eropa (Court of Justice of the European Union/CJEU), menurut situs web CJEU.

Gugatan hukum Tesla dan BMW menyusul pengajuan serupa oleh produsen EV China, yakni BYD, Geely, dan SAIC, pada pekan lalu untuk menggugat tarif impor tambahan yang diberlakukan oleh UE hingga lebih dari 35 persen.

Dalam konferensi pers pada Senin (27/1), Juru Bicara Komisi Eropa Olof Gill mengonfirmasi bahwa UE siap menanggapi gugatan tersebut di pengadilan.

 Kendaraan Model 3 buatan Tesla di China di pabrik raksasanya di Shanghai, China timur pada 26 Oktober 2020. (ANTARA/Xinhua/Ding Ting)   

Meskipun mendapat penentangan keras dari para pemangku kepentingan industri di negara-negara anggota UE, Komisi Eropa tetap melanjutkan proposalnya untuk mengenakan tarif imbalan (countervailing tariff) terhadap EV China pada Oktober tahun lalu.

Berdasarkan skema tarif UE, produsen mobil Amerika Serikat Tesla yang memproduksi kendaraan di China, dikenakan tarif 7,8 persen usai meminta tinjauan individual. BMW, yang juga memproduksi model-model tertentu di China, dikenakan tarif sebesar 20,7 persen. Tarif untuk produsen China bervariasi, yakni 17 persen untuk BYD, 18,8 persen untuk Geely, dan 35,3 persen untuk SAIC. China telah mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada November 2024 terhadap keputusan akhir UE tentang tarif imbalan yang menargetkan EV China.  

 

 

 

   China telah mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada November tahun lalu terhadap keputusan akhir UE tentang tarif imbalan yang menargetkan EV China.  Selesa

 

 

 

 

 

 

Pewarta:
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *