Jakarta (ANTARA) – Maserati tidak memiliki awal yang baik di tahun 2024 dan meskipun bos Stellantis, Carlos Tavares, mengancam akan mematikan merek-merek dari grup Stellantis yang tidak menghasilkan uang, merek mewah asal Italia ini tidak berisiko terkena kapak.
Selama periode Januari hingga Juni, penjualan Maserati anjlok lebih dari 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menjadi hanya 6.500 unit, lapor Carscoops, Kamis (1/8).
Maserati juga melaporkan kerugian operasional sebesar 88 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,4 triliun.
Laporan ini merupakan catatan yang buruk bagi merek manapun, terutama merek yang memiliki warisan sejarah seperti Maserati, dan ini berarti Maserati tertinggal jauh dari para pesaingnya.
Baca juga: Prototipe EV Ferrari tertangkap kamera, mirip Maserati Levante
Baca juga: Maserati “recall” 58 unit Ghibli dan Quattroporte
Namun demikian, Stellantis menyatakan pada 30 Juli bahwa mereka tetap berkomitmen untuk mempertahankan Maserati dalam jajaran grupnya.
“Stellantis menyatakan kembali komitmen yang tak tergoyahkan terhadap masa depan Maserati yang cerah sebagai merek mewah yang unik dari 14 merek Stellantis,” katanya.
Pada akhir Juli, Tavares mengatakan kepada wartawan setempat dalam sebuah panggilan telepon bahwa merek-merek yang berkinerja buruk akan “dibunuh”.
“Jika mereka tidak menghasilkan uang, kami akan menutupnya. Kami tidak bisa membiarkan merek-merek yang tidak menghasilkan uang,” ujar Tavares.
Kinerja keuangan Maserati baru-baru ini, bersama dengan pernyataan terbaru dari Tavares, membuat beberapa orang berspekulasi bahwa Stellantis dapat menargetkan penjualan merek Maserati. Namun, hal ini tampaknya tidak akan terjadi.
Penurunan penjualan Maserati cukup mengejutkan mengingat GranTurismo yang ada saat ini merupakan sebuah perubahan yang signifikan dari model yang digantikannya.
Baca juga: Supercar listrik Maserati GranCabrio Folgore 2024 diluncurkan
Selain itu, SUV Grecale yang ringkas diharapkan menjadi penjual volume yang kuat untuk merek ini, dan membantunya mencapai penjualan tahunan sebesar 100.000 unit.
Namun, merek Italia ini lambat dalam menggantikan sedan Quattroporte dan Ghibli yang lama, dan perlu melakukan sesuatu untuk menghidupkan kembali minat terhadap produknya.
Untungnya, dengan dukungan Stellantis, masa depan jangka pendek Maserati setidaknya terlihat aman. Berapa lama masa depannya untuk tetap aman masih belum jelas.
Stellantis adalah perusahaan manufaktur otomotif multinasional terkemuka yang berdiri setelah merger antara Peugeot S.A. (PSA) Group dan Fiat Chrysler Automobiles (FCA).
Sebagai penggabungan ikonik antara dua merek mobil besar, perusahaan kini memiliki 14 merek ikonik. Hal ini juga menjadikan Stellantis produsen mobil terbesar keempat berdasarkan penjualan.
Stellantis adalah rumah bagi Abarth, Alfa Romeo, Chrysler, Citroen, Dodge, DS Automobiles, Fiat, Jeep, Lancia, Maserati, Opel, Peugeot, RAM, dan Vauxhall.
Baca juga: Maserati luncurkan foto mobil balap paling kencang terbarunya MCXtrema
Baca juga: Proyek mobil eksotis listrik Maserati Quattroporte ditunda
Baca juga: Stellantis kenalkan Leapmotor sebagai merek mobil listrik terjangkau
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024