Perusahaan energi baru di Guizhou bidik pasar Indonesia


Guiyang (ANTARA) – Di HAINESS, sebuah perusahaan teknik penyimpanan energi yang terletak di Zona Berikat Komprehensif Gui’an di Provinsi Guizhou, China barat daya, para pekerja sedang sibuk merakit, mengelas, dan memeriksa baterai lithium di lini produksi.

Perusahaan yang mulai beroperasi pada 2023 itu kini sedang membidik pasar Indonesia dan ASEAN yang dianggap luas dan berpotensi. Baterai penyimpanan energi buatannya, yang terutama digunakan di rumah tangga, sudah memasuki sejumlah negara Asia Tenggara dan mendapatkan umpan balik yang positif.

“Baterai lithium kami sudah beberapa kali diekspor ke negara-negara Asia Tenggara. Pada bulan lalu, kami baru memasok produk untuk pasar Indonesia dengan nilai ekspor lebih dari 10 juta yuan (1 yuan = Rp2.226),” ujar Wu Hang dari HAINESS, seraya menambahkan bahwa perusahaannya sedang merancang produk yang lebih beragam.

Berkat cadangan sumber daya fosfat yang melimpah, Guizhou dalam beberapa tahun terakhir secara aktif mengembangkan industri energi baru dan material yang berkaitan. “Trio baru” China, yaitu kendaraan listrik, baterai lithium, dan panel surya, sedang berkembang pesat di Guizhou, dengan nilai ekspor selama periode Januari-Oktober 2024 telah mencapai 562 juta yuan, meningkat 68 persen secara tahunan (year on year).

CNGR adalah perusahaan lain yang berkecimpung di bidang baterai baru. Perusahaan ini terkenal sebagai peneliti, produsen, pengolah, dan penjual materai katode baterai lithium dengan Tesla, Contemporary Amperex, dan sejumlah perusahaan terkenal sebagai pelanggannya.

CNGR, yang terdaftar di Tongren, Guizhou, sangat mementingkan pengembangan internasional dan menganggap Indonesia sebagai mitra kerja yang signifikan.

Pada Oktober lalu, CNGR mengumumkan akan berinvestasi lebih dari 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.151) di Indonesia, salah satunya untuk mendirikan pabrik material baterai baru.

  Menurut perkenalan CNGR, pihaknya telah mendirikan basis bahan baku dan produksi di Morowali, Kalimantan Selatan, dan sejumlah wilayah lain di Indonesia. Dengan menggandeng pemerintah Indonesia dan pihak-pihak lain, CNGR akan memanfaatkan keunggulan modal dan teknologinya untuk mengembangkan industri nikel di Indonesia sehingga mencapai keuntungan bersama.

“Indonesia adalah mitra yang sangat penting bagi CNGR. Kami akan terus mengirimkan tenaga kerja berkualitas tinggi di bidang teknologi dan manajemen ke Indonesia dan sembari melatih tenaga kerja setempat, sejumlah akademi materi dan insinyur, bengkel kerja, juga akan didirikan di Indonesia dan berkontribusi untuk pembangunan berkelanjutan Indonesia dan juga transisi hijau di seluruh dunia,” kata Chairman CNGR Deng Weiming ketika menerima sebuah delegasi pemerintah Indonesia baru-baru ini.

 

Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *