Nissan-Dongfeng sajikan N7 untuk pasar China mulai Mei 2025


Jakarta (ANTARA) – Pabrikan otomotif asal Jepang, bersama dengan mitranya di China yakni Dongfeng berencana untuk menghadirkan sedan listrik Nissan N7 di pasar otomotif China pada Mei 2025 mendatang.

 

CarNewsChina melaporkan pada Jumat bahwa kendaraan bebas emisi berjenis kelamin sedan ini merupakan jawaban atas ketidakhadiran Nissan sejak lima tahun yang lalu. Dengan kendaraan ini, Nissan meyakini dapat dilirik oleh konsumen mereka di sana.

 

Sejatinya, sedan listrik Nissan N7 pertama kali dikenalkan pada ajang Guangzhou Auto Show untuk “mendefinisikan ulang tolok ukur baru untuk mobil listrik murni di kalangan keluarga China.”

 

Pada Januari 2025, varian sedan yang siap produksi ini mengajukan permohonan lisensi penjualan di China, dan siap untuk diluncurkan tahun ini. Nissan N7 disebutkan telah didukung dengan arsitektur elektrik baru yang dikembangkan bersama oleh Nissan dan Dongfeng.

 

Baca juga: Sedan listrik Dongfeng Nissan N7 debut di pameran Auto Guangzhou

 

Baca juga: Nissan Dongfeng tingkatkan produksi mobil listrik di China

 

Akan tetapi, kendaraan ini memiliki kemiripan dengan sedan Dongfeng eπ 007 dalam hal spesifikasi dan tampilan keseluruhan. Kedua kendaraan ini memiliki panjang wheelbase yang sama, yaitu 2915 mm dan lebar bodi 1895 mm.

 

Untuk tenaganya, kendaraan ini menghadirkan kemiripan dengan varian 2WD dari model bermerek eπ. Jadi, tampaknya tim Nissan-Dongfeng mengembangkan sedan N7 dengan memperhatikan eπ 007.

 

Untuk memikat pasar otomotif China, Nissan dan Dongfeng menghadirkan dua pilihan roda yakni R17 dan R19. Nissan N7 ditawarkan hanya dengan satu motor listrik buatan Dongfeng.

 

Varian entry-level-nya menghasilkan 160 kW (215 hp), sedangkan varian yang lebih bertenaga menawarkan daya puncak 200 kW (268 hp). Baterai yang digunakan oleh Nissan N7 adalah LFP yang diproduksi langsung oleh Dongfeng-Sunwoda JV.

 

Untuk diketahui, Nissan telah kehilangan posisi pasarnya di China selama lima tahun berturut-turut. Volume penjualan perusahaan Jepang di Tiongkok pada tahun 2024 turun hingga 49 persen, dibandingkan dengan tahun 2019.

 

Penurunan ini disebabkan oleh tren mobil listrik bertenaga baterai dan hibrida plug-in yang sedang naik daun. Dan Nissan tertinggal jauh dari produsen mobil lain dengan hanya menjual satu model EV di Tiongkok, yaitu SUV Ariya yang dianggap sudah terlalu ketinggalan dengan pabrikan lain.

 

Baca juga: Dongfeng Nissan mulai produksi mobil listrik Sylphy Zero Emission

 

Baca juga: Honda dan Nissan targetkan rampungkan pembicaraan merger Juni 2025

 

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *