Mobil listrik diprediksi lebih unggul di China pada 2025


Jakarta (ANTARA) – Revolusi kendaraan listrik (EV) bukan lagi masa depan, melainkan sudah menjadi kenyataan, dan hal ini paling jelas terlihat di China.

Dikutip dari Carscoops, Kamis, dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil terbesar di dunia ini telah membalikkan dominasi mesin pembakaran internal (ICE), dengan penjualan mobil listrik, plug-in hybrid, dan hybrid terus menggerus pangsa pasar kendaraan berbahan bakar bensin tradisional.

Pada 2025, penjualan mobil listrik diperkirakan akan melampaui mobil ICE untuk pertama kalinya.

Menurut prediksi dari lembaga investasi besar seperti UBS, HSBC, Morningstar, dan Wood Mackenzie, penjualan mobil listrik di China diperkirakan mencapai 12 juta unit pada 2024, melonjak 20 persen dibandingkan 2023.

Baca juga: China sumbang 41 persen penjualan mobil dunia pada November 2024

Sementara itu, penjualan mobil ICE diproyeksikan turun 10 persen hingga berada di bawah angka 11 juta unit.

Jika angka-angka ini terbukti akurat, mobil listrik tidak hanya akan melampaui mobil ICE, tetapi juga melampaui target resmi yang ditetapkan pemerintah.

Pada 2020, pemerintah China menargetkan kendaraan listrik mencakup 50 persen dari penjualan mobil baru pada 2035.

Dengan laju seperti ini, China akan mencapai target tersebut 10 tahun lebih cepat.

Baca juga: Tesla mulai uji coba produksi di pabrik keduanya di Shanghai

Setelah titik persilangan tercapai pada tahun depan, penjualan mobil listrik diperkirakan akan terus melonjak hingga melebihi 18 juta unit pada 2034, menurut data dari The Financial Times.

Sementara itu, penjualan mobil ICE diproyeksikan terus menurun dan pada 2034 bisa turun hingga hanya 2,93 juta unit.

Pada 2025, penjualan kendaraan plug-in hybrid (PHEV) juga diperkirakan mencapai rekor tertinggi 4,39 juta unit dan terus meningkat hingga mencapai puncaknya di 6,05 juta unit pada 2033.

Adapun hybrid konvensional diperkirakan akan bertahan di angka 730 ribu hingga 1 juta unit dalam dekade mendatang.

Baca juga: Kebocoran data Volkswagen sebabkan 800 ribu pemilik EV terekspos

Namun, meski penjualan mobil listrik diprediksi tetap kuat di masa depan, persaingan yang semakin ketat kemungkinan akan memaksa banyak merek keluar dari pasar seiring konsolidasi industri ini.

“Meski sektor kendaraan listrik domestik China jelas berkembang pesat, ia juga menghadapi perlambatan pertumbuhan dari basis yang sangat tinggi, kelebihan pasokan model, persaingan ketat, dan perang harga,” kata analis HSBC, Yuqian Ding.

“Arah jangka panjangnya jelas dominasi kendaraan listrik China tidak bisa dihentikan,” ungkapnya melanjutkan.

Singkatnya, “demam emas” kendaraan listrik kini berubah menjadi persaingan ketat untuk bertahan hidup. Pemenangnya kemungkinan adalah produsen yang mampu menawarkan mobil listrik berkualitas tinggi dengan harga paling kompetitif.

Baca juga: Wuling resmikan fasilitas produksi baterai di Cikarang

Perubahan dramatis ini juga berarti pabrik-pabrik yang memproduksi jutaan kendaraan ICE akan kehilangan pasar domestik yang signifikan.

Merek asing pun akan merasakan dampaknya. Pada 2024, pangsa pasar mobil asing di China merosot menjadi hanya 37 persen, dibandingkan 64 persen pada 2020.

Hal ini mencerminkan preferensi konsumen China yang semakin condong ke merek lokal di pasar mobil baru terbesar di dunia, sehingga menekan pendapatan produsen Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat secara signifikan.

Baca juga: Penjualan kendaraan listrik diproyeksikan naik 30 persen pada 2025

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *