Holder Jangka Panjang Belanja Bitcoin (BTC) Lagi usai Aksi Jual


Hukum dasar “supply and demand” alias penawaran dan permintaan menentukan pergerakan harga aset apa pun, tak terkecuali Bitcoin. Ketika penawaran melebihi permintaan, harga aset cenderung turun. Sebaliknya, ketika permintaan melebihi penawaran, harga biasanya naik.

Prinsip yang sama berlaku untuk aset kripto, dan metrik on-chain dapat menyuguhkan wawasan berharga tentang perilaku holder Bitcoin.

Dampak dari Aksi Ambil Untung yang Meningkat

Ketika menganalisis bull market Bitcoin dalam jangka panjang, pergerakan harga biasanya menunjukkan volatilitas naik yang besar, diselingi dengan periode koreksi serta konsolidasi. Sebagian besar investor tahu bahwa pasar keuangan tak selalu naik, sehingga terjadilah interaksi dinamis antara penawaran dan permintaan. Ini pula yang mengakibatkan terjadinya koreksi harga secara berkala.

Tren ini terlihat jelas ketika kita mengamati Realized Cap (Kapitalisasi yang Terealisasi) dan Realized Profit (Keuntungan yang Terealisasi) Bitcoin.

  • Realized Cap: Ini menjumlahkan nilai semua BTC berdasarkan harga saat terakhir kali berpindah, memberikan gambaran yang lebih jelas seputar uang yang benar-benar diinvestasikan di Bitcoin.
  • Realized Profit: Ini mengacu pada profit aktual yang holder BTC peroleh ketika mereka menjual Bitcoin dengan harga yang lebih tinggi daripada yang mereka bayarkan.

Saat Bitcoin mencapai rekor all-time high baru di atas US$73.000 pada pertengahan Maret, Realized Cap-nya juga menanjak. Kondisi ini menunjukkan, sebagian besar holder jangka panjang ada di zona profit. Akibatnya, beberapa investor memutuskan untuk keluar dari posisi mereka. Selanjutnya, ini berujung pada lonjakan substansial pada Realized Profit.

Kapitalisasi dan Keuntungan Bitcoin yang Direalisasikan
Kapitalisasi dan Keuntungan Bitcoin yang Terealisasi | Sumber: Glassnode

Meningkatnya pasokan atau penawaran BTC di pasar melampaui level permintaan, yang mengarah ke fase koreksi di mana harga Bitcoin ambruk ke bawah US$57.000. Penurunan ini membawa Bitcoin ke bawah Short-Term Holder Realized Price atau Harga Terealisasi Holder Jangka Pendeknya. Kondisi ini selanjutnya memantik rasa takut di pasar. Pasalnya, holder jangka pendek lebih cenderung menjual berdasarkan volatilitas harga.

  • Realized Price: Harga rata-rata saat semua BTC terakhir kali dibeli. Ini umpama mencari tahu biaya rata-rata yang setiap orang bayarkan untuk BTC mereka.
  • Short-Term Holder Realized Price: Harga rata-rata yang investor bayarkan untuk BTC yang telah mereka pindahkan dalam 155 hari terakhir. Pasokan BTC ini adalah yang paling mungkin dibelanjakan atau dijual dalam waktu dekat.
  • Long-Term Holder Realized Price: Harga rata-rata yang investor bayarkan untuk BTC yang belum mereka pindahkan selama lebih dari 155 hari. Pasokan BTC ini jadi yang paling kecil peluangnya untuk dibelanjakan atau dijual dalam waktu dekat.

Adapun Short-Term Holder Realized Price, yang saat ini berada di US$60.500, berfungsi sebagai titik akumulasi meskipun rasa takut melanda investor. Faktanya, holder jangka panjang merasa nyaman untuk menambahkan lebih banyak BTC ke posisi mereka pada level ini usai merealisasikan profit di bulan Maret lalu.

Dasar Biaya On-Chain Bitcoin
Basis Biaya On-Chain Bitcoin | Sumber: Glassnode

Pergeseran Tren Penawaran-Permintaan Bitcoin

Long-Term Holder Net Position Change Bitcoin memberikan gambaran sekilas tentang perilaku ini. Setelah menjalani periode distribusi yang berkepanjangan, holder jangka panjang mulai kembali melakukan akumulasi, setelah mengumpulkan lebih dari 70.000 BTC sejak awal Mei.

  • Long-Term Holder Net Position Change: Ini menunjukkan bagaimana jumlah Bitcoin yang investor jangka panjang miliki bertambah atau berkurang dari waktu ke waktu.

Berdasarkan hukum sederhana penawaran dan permintaan, ketika permintaan untuk Bitcoin mulai melampaui penawaran BTC yang tersedia di pasar, maka peluang Bitcoin untuk melanjutkan lintasan naiknya akan meningkat.

Perubahan Posisi Bersih Pemegang Bitcoin
Perubahan Posisi Bersih Holder Bitcoin | Sumber: Glassnode

Mengamati saldo Bitcoin di crypto exchange dapat makin memperkuat dinamika penawaran dan permintaan ini.

  • Saldo di Crypto Exchange: Ini mengacu pada jumlah total Bitcoin yang tersimpan di wallet crypto exchange.

Sejak awal Mei, lebih dari 30.000 BTC telah berpindah ke crypto wallet pribadi untuk penyimpanan jangka panjang. Aksi semacam ini menunjukkan kepercayaan diri di antara para holder ihwal harga Bitcoin di masa depan.

Saldo Bitcoin di Bursa
Saldo Bitcoin di Crypto Exchange | Sumber: Glassnode

Kendati mengkaji pergerakan harga aset apa pun di masa depan bisa menjadi tantangan, sejumlah metrik on-chain dapat memberi petunjuk tentang titik harga potensial yang perlu investor pantau. Salah satu metrik ini adalah MVRV Extreme Deviation Pricing Bands, yang menentukan apakah harga Bitcoin sudah di taraf terlampau tinggi ataupun terlampau rendah menurut rata-rata historisnya.

  • MVRV: Singkatan dari Market Value to Realized Value. Market Value atau Nilai Pasar adalah harga Bitcoin saat ini dikalikan dengan jumlah BTC yang beredar. Sedangkan Realized Value atau Nilai yang Terealisasi adalah harga rata-rata saat semua BTC terakhir kali dibeli.
  • Pricing Band: Pita atau Band ini menunjukkan batas atas dan bawah harga Bitcoin berdasarkan nilai MVRV historisnya. Gunanya untuk membantu mengidentifikasi kapan Bitcoin tergolong overvalued atau undervalued menurut data harga historis.

Bitcoin baru-baru ini kembali bergerak di atas pricing band +0,5σ, yang saat ini bertengger di US$64.600. Secara historis, kenaikan seperti ini telah membuat Bitcoin menguji pricing band 1,0σ yang mendapat sokongan dari meningkatnya permintaan. Sementara itu, pricing band ini sekarang ada di kitaran US$77.000.

Saldo Bitcoin di Bursa
Saldo Bitcoin di Crypto Exchange | Sumber: Glassnode

Ringkasan dan Kesimpulan

Hukum dasar penawaran dan permintaan menjadi penentu arah harga Bitcoin. Artinya, harga akan turun ketika penawaran melebihi permintaan dan naik ketika permintaan melebihi penawaran. Metrik on-chain mampu menawarkan wawasan yang berharga tentang dinamika ini, sehingga analis dapat memahami perilaku holder Bitcoin.

Data terbaru menunjukkan amblasnya harga ke bawah US$57.000 akibat meningkatnya pasokan. Namun, kawanan holder jangka panjang telah menunjukkan kepercayaan diri mereka lewat aksi akumulasi lebih dari 70.000 BTC sejak awal Mei. Dengan demikian, tren ini menunjukkan daya tahan di pasar walaupun volatilitas jangka pendek menerpa.

Selain itu, metrik-metrik utama seperti Realized Cap dan Realized Profit melukiskan bahwa banyak holder jangka panjang yang meraup profit pada rekor ATH Bitcoin baru-baru ini. Kondisi ini pula yang mengakibatkan gelombang jual dan koreksi harga berikutnya. Meski begitu, akumulasi oleh holder jangka panjang di level harga yang lebih rendah memancarkan prospek positif untuk harga Bitcoin ke depannya.

Secara keseluruhan, segenap metrik on-chain ini dapat membantu mengidentifikasi pergeseran penawaran dan permintaan, menyediakan kerangka kerja untuk memahami aksi harga Bitcoin dan perilaku investor, serta menunjukkan potensi tren naik karena permintaan mulai melampaui penawaran.

Bagaimana pendapat Anda tentang kajian mendalam tentang aksi belanja holder Bitcoin jangka panjang usai gelombang jual ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *