Gary Gensler, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), pada hari Rabu (22/5) mengatakan bahwa Undang-Undang (UU) Inovasi dan Teknologi Keuangan untuk Abad 21 (FIT 21) jika disetujui akan merugikan investor dan menghambat kerja instansinya.
“UU FIT 21 akan menciptakan kesenjangan peraturan baru dan melemahkan preseden selama puluhan tahun mengenai pengawasan kontrak investasi, menempatkan investor dan pasar modal pada risiko yang tidak terukur,” kata Ketua SEC AS itu.
Sebagai informasi, FIT 21 adalah Rancangan UU (RUU) yang dibuat bersama oleh Komite Jasa Keuangan DPR dan Komite Pertanian DPR. Tujuan RUU ini untuk memperjelas bagaimana SEC dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS mengawasi industri kripto.
RUU ini menciptakan istilah komoditas digital untuk aset digital yang tidak memenuhi definisi sekuritas (efek) dalam UU tersebut, sehingga menempatkan aset semacam ini di bawah lingkup pengawasan CFTC.
Menurut Gary Gensler, FIT 21 mengabaikan preseden lama tentang bagaimana kontrak investasi diatur, menempatkan lembaga tersebut pada posisi yang sulit untuk mensertifikasi penerbitan komoditas digital yang memproklamirkan diri, mengabaikan preseden Mahkamah Agung AS dalam Howey Test, menghilangkan perlindungan investor, serta berpotensi memungkinkan investor mengambil risiko berlebihan tanpa pengungkapan yang tepat.
Adapun UU sekuritas AS dikembangkan pada tahun 1935 untuk melindungi konsumen dengan memaksa pengungkapan dan memberikan alat kepada regulator dan investor untuk melindungi pelanggan. Menurut Gary Gensler, para pelaku industri kripto belum mau mematuhi peraturan tersebut.
“RUU FIT 21 akan menghapus kontrak investasi yang dicatat di blockchain dari definisi sekuritas dan perlindungan yang telah teruji oleh sebagian besar UU sekuras AS,” ungkap Ketua SEC AS.
Rugikan Pasar Modal dan Biarkan Perusahaan Hindari Pengawasan SEC AS
Menurut Gary Gensler, “RUU baru ini menyiratkan apa yang telah berulang kali diputuskan oleh pengadilan, tetapi coba disangkal oleh para pelaku market kripto, bahwa banyak aset kripto ditawarkan dan dijual sebagai sekuritas berdasarkan UU yang ada.”
Meskipun RUU FIT 21 mencakup ketentuan bagi perusahaan untuk melakukan sertifikasi mandiri bahwa mereka menerbitkan komoditas digital, RUU ini memberikan waktu 60 hari kepada SEC untuk menilai apakah aset tersebut memenuhi definisi komoditas digital dalam aturan tersebut. Bagi Gary Gelser, waktunya tidak cukup mengingat banyaknya aset digital yang beredar.
Ketua SEC ini turut menyoroti bagaimana RUU tersebut mendefinisikan komoditas digital, dengan mengatakan bahwa RUU itu mengabaikan preseden Howey Test dalam realitas ekonomi aset.
Selain itu, Gary Gensler memperkirakan FIT 21 mungkin juga merugikan pasar modal AS yang lebih luas, dengan membiarkan perusahaan menghindari pengawasan SEC menggunakan semacam jaringan terdesentralisasi.
Adapun DPR AS diperkirakan akan melakukan pemungutan suara pada RUU FIT 21 pada hari Rabu malam. Setelah itu, RUU ini perlu mendapat persetujuan Senat AS, dan kemungkinan besar tidak akan menjadi UU pada tahun ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.