Pengamat serukan penertiban kendaraan ODOL demi keselamatan berkendara


Jakarta (ANTARA) – Pengamat dan Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan bahwa penertiban kendaraan over dimension over loading (ODOL) perlu dilakukan demi keselamatan berkendara di jalan raya.

“Tertibkan truk-truk ODOL, juga tingkatkan skill pengemudi truk dan bus,” kata Sony kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sony menyampaikan, truk dengan ukuran atau muatan yang melebihi kapasitas maksimal bukan hanya berbahaya bagi keselamatan pengemudi, tetapi juga bagi keselamatan pengguna jalan lainnya.

Menurut dia, truk ODOL memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan sistem pengereman lebih cepat dan memicu kecelakaan lebih sering dibandingkan truk yang sesuai dengan peraturan.

Baca juga: PU dorong mitigasi truk ODOL pasca-kecelakaan beruntun di Tol Jagorawi

Ia menyampaikan, masalah rem blong pada kendaraan besar khususnya truk dan bus, menjadi perhatian utama dalam upaya menjaga keselamatan di jalan raya.

Salah satu penyebab utama dari kejadian ini adalah ketidaktahuan pengemudi mengenai cara mengerem yang benar, serta kondisi rem yang terlalu panas akibat penggunaan yang berlebihan, terutama ketika kendaraan sedang dalam kondisi kecepatan tinggi atau mengalami kelebihan muatan (overloading).

Ia menjelaskan, rem blong terjadi saat pengemudi menginjak pedal rem terlalu lama atau terlalu keras dalam keadaan kecepatan tinggi, sehingga suhu rem meningkat drastis.

Kondisi ini akan mengurangi daya cengkeram rem, bahkan bisa mengakibatkan kegagalan total sistem pengereman.

Baca juga: Ketegasan menertibkan truk ODOL mencegah kecelakaan berulang

Ketika rem gagal berfungsi, pengemudi sering kali merasa panik dan kebingungan sehingga mereka biasanya mencari objek yang bisa ditabrak untuk menghentikan kendaraan.

“Sudah terlambat untuk berfikir sehat. Paniknya sudah datang dan biasanya pengemudi mencari objek yang akan ditabrak tetapi kemungkinan resiko fatal terhadap dirinya kecil,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, kecelakaan yang ditimbulkan oleh kendaraan overloading dapat berakibat fatal baik bagi pengemudi, penumpang, maupun masyarakat sekitar sebagai pengguna jalan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa fenomena ini bisa dihindari jika tindakan pencegahan yang tepat dilakukan sejak awal.

Baca juga: Pengawasan ODOL perlu diperketat dengan bantuan teknologi digital

Salah satu langkah utama yang bisa diambil adalah dengan menertibkan truk-truk ODOL yang sering kali melintasi jalan raya.

Selain itu, peningkatan keterampilan dan pengetahuan pengemudi truk dan bus juga sangat diperlukan dalam upaya pencegahan.

Pengemudi harus dibekali dengan pemahaman yang baik mengenai teknik pengereman yang benar, terutama dalam menghadapi kondisi jalan yang menantang, seperti turunan tajam atau jalan licin.

Selanjutnya, penting juga bagi pengemudi untuk memahami tanda-tanda kerusakan pada sistem rem dan cara melakukan pemeriksaan rutin agar kendaraan selalu dalam kondisi prima.

Baca juga: Regulasi truk ODOL dan hukumannya

Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kerja sama yang solid dari berbagai pihak terkait, termasuk Kepolisian dan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Ia menambahkan, penegakan hukum yang lebih ketat terhadap truk-truk ODOL serta peningkatan pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap kendaraan bermuatan berat, menjadi kunci utama dalam mengurangi angka kecelakaan akibat rem blong.

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya juga perlu memastikan bahwa seluruh pengemudi mendapat pelatihan berkala dan kesadaran mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas.

Dengan adanya regulasi yang tegas, peningkatan keterampilan pengemudi, dan penegakan hukum yang lebih baik, diharapkan kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong dapat diminimalisasi.

“Perlu ada solusi dan kerja sama dari teman-teman Kepolisian dan Perhubungan Darat. Pastikan mitigasi dilakukan segera,” katanya.

Baca juga: AHY: Ketegasan pada truk ODOL harus dari berbagai pemangku kepentingan

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *