Perusahaan rintisan kendaraan listrik Canoo mengajukan kebangkrutan


Jakarta (ANTARA) – Setelah mengalami kerugian hingga 900 juta dolar AS sejak tahun 2022, perusahaan rintisan kendaraan listrik Canoo mengajukan permohonan perlindungan dari kebangkrutan.

Menurut siaran Carscoops, Canoo pada Jumat (17/1) malam mengumumkan bahwa mereka mengajukan permohonan perlindungan dari kebangkrutan dan akan segera menghentikan operasi.​​​​​​​

Canoo mengembangkan prototipe kendaraan elektrik yang disebut “Kendaraan Gaya Hidup.”​​​​​​ Perusahaan yang dibentuk tahun 2017 dengan nama awal Evelozcity itu sama sekali tidak menghasilkan pendapatan pada tahun 2022.

Pada tahun 2023, perusahaan itu hanya menghasilkan sekitar 900.000 dolar AS, sekitar sepertiganya berasal dari pemerintah Oklahoma, yang membeli tiga van listrik buatan lokal.

Canoo mengalami kerugian lebih dari 900 juta dolar AS antara tahun 2022 sampai pertengahan tahun 2024. Perusahaan mencatatkan kerugian 488 juta dolar AS pada 2022, 303 juta dolar AS pada 2023, dan 118 juta dolar AS pada paruh pertama tahun 2024.

Dalam pengajuan kebangkrutannya, Canoo menyampaikan bahwa perusahaan berutang uang kepada kurang dari 49 kreditor, dengan kewajiban yang harus dibayar kepada masing-masing pihak berkisar 10 juta hingga 50 juta dolar AS. Sedangkan nilai asetnya menurut klaim perusahaan kurang dari 50.000 dolar AS.​​​​​​​

Beberapa pekan sebelum mengajukan kebangkrutan, Canoo merumahkan pekerja dan menghentikan operasi perusahaan di fasilitasnya di Oklahoma, Amerika Serikat. Menurut seorang mantan karyawan, fasilitas itu belum pernah memproduksi satu kendaraan pun.

Baca juga: Canoo kirim tiga minivan listrik ke NASA

​​​​​​​Baca juga: MAKA Motors dapat pendanaan awal Rp563 miliar

Canoo berharap bisa mendapatkan bantuan keuangan dari program pinjaman Departemen Energi Amerika Serikat, tetapi gagal memperoleh pinjaman.

Dalam pernyataannya perusahaan menyampaikan, “Meskipun dibuat di Amerika, berhasil dikirim ke organisasi-organisasi terhormat seperti NASA, Departemen Pertahanan, Layanan Pos Amerika Serikat, Negara Bagian Oklahoma, dan memiliki perjanjian dengan Walmart dan lainnya, Canoo sayangnya tidak dapat memperoleh dukungan keuangan dari Kantor Program Pinjaman Departemen Energi AS.”

Perusahaan rintisan itu juga berusaha menjaring dana di pasar internasional, tetapi tidak berhasil menemukan peminat.

“Mengingat fakta bahwa upaya-upaya ini tidak berhasil, Dewan telah membuat keputusan sulit untuk mengajukan kebangkrutan,” kata perusahaan.

Tony Aquila selaku pemimpin, CEO, dan investor terbesar Canoo menyampaikan ucapan terima kasih kepada karyawan perusahaan.

Pelanggan yang telah menyetorkan uang muka 100 dolar AS pada saat Canoo berencana menjual kendaraan listriknya kepada publik, menurut laporan TechCrunch beberapa di antaranya sudah mulai menerima pengembalian uang. 

Baca juga: Toyota investasi ke perusahaan rintisan percepat kendaraan swakemudi

​​​​​​​Baca juga: Pemerintah dan pelaku usaha gotong royong tumbuhkan perusahaan rintisan

Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *