Nissan alami penurunan produksi meski penjualannya stabil


Jakarta (ANTARA) – Setelah mengumumkan pemangkasan besar-besaran tenaga kerja dan potensi perlambatan pengembangan, produsen mobil ini kembali melaporkan penurunan produksi lebih lanjut, Nissan kini berada dalam apa yang digambarkan oleh CEO-nya sebagai “mode darurat”.

Dikutip dari Carscoops, Sabtu, situasi semakin rumit dengan perubahan lanskap perdagangan global, terutama ancaman tarif baru yang menjadi tantangan besar yang harus dihadapi Nissan.

Secara global, produksi Nissan turun 7,1 persen tahun ini, dengan penurunan terjadi di beberapa pasar utama. 

Di Amerika Serikat, produksi merosot 10,6 persen, Jepang turun 7,4 persen, dan China, pasar yang sangat diandalkan Nissan, mengalami penurunan tajam sebesar 12,1 persen.

Baca juga: Nissan akan kurangi produksi mobil, pangkas 9.000 pekerjaan

Satu-satunya negara yang mencatat peningkatan produksi adalah Meksiko, dengan kenaikan yang relatif kecil sebesar 9,8 persen. Namun, ini menunjukkan bahwa Nissan seolah-olah terlalu bergantung pada satu pasar yang rentan.

Data bulan Oktober memperlihatkan angka yang lebih suram dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produksi di Amerika Serikat dan China masing-masing turun 15 persen, sementara Inggris mencatat penurunan tajam sebesar 22 persen.

Sebaliknya, Meksiko kembali mencatat kenaikan 12 persen dibandingkan Oktober 2023.

Baca juga: Nissan mungkin buat EV berdasarkan Renault Twingo

Menariknya, meskipun produksi turun, penjualan Nissan tetap stabil. Secara tahunan, penjualan Nissan bahkan naik 0,1 persen. Hingga akhir Oktober 2023, Nissan berhasil menjual 2.774.297 unit mobil secara global.

Pada periode yang sama di tahun 2024, angkanya sedikit meningkat menjadi 2.777.398 unit. Namun, apakah Nissan akan mempertahankan pertumbuhan ini hingga akhir tahun masih menjadi pertanyaan besar.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah ancaman tarif sebesar 25 persen yang direncanakan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap produk dari Kanada dan Meksiko.

Baca juga: Nissan gabung dengan BMW, Honda dan Ford sediakan “home charging”

Banyak produsen mobil memang mengandalkan produksi di Meksiko, namun Nissan kemungkinan akan terdampak lebih besar dibandingkan pesaing seperti Ford, mengingat ketergantungan Nissan yang signifikan pada operasinya di Meksiko.

Menurut sumber dalam Nissan, perusahaan memiliki waktu sekitar 12 hingga 14 bulan untuk membalikkan situasi. Jika tekanan terus meningkat tanpa perubahan signifikan, kondisi Nissan bisa semakin memburuk.

Dengan tantangan besar yang terus menghantui, waktu yang terus berjalan ini dapat menjadi penentu antara keberlanjutan atau kejatuhan perusahaan.

Baca juga: Nissan kenalkan The All New Serena e-Power di GIIAS Surabaya 2024

Baca juga: The All-New Nissan Serena e-POWER bukukan 728 SPK selama GIIAS 2024

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *